Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

     Masih ingat kalian pasangan calon presiden fiktif Nurhadi & Aldo yang sempat viral di 2019 silam? Sosoknya ramai jadi perbincangan jelang Pemilu saat itu.

Capres dan cawapres fiktif ini pun ramai dengan mengusung nomor urut 10 dari Koalisi yang lucu yakni ‘Koalisi Indonesia Tronjal-tronjol Maha Asik'.

Pasangan Nurhadi-Aldo sendiri diketahui adalah karakter yang dibuat-buat oleh sekelompok Netijen di Indonesia.

Profil Nurhadi
Sosok Nurhadi sendiri adalah seorang tukang pijat asal Kudus. Sosoknya sebenarnya sudah populer sejak 2014 silam.

Sebelum jadi capres fiktif, Nurhadi sering mempromosikan jasa pijatnya melalui media sosial dengan kata-kata nyeleneh.

Profil Aldo
Untuk wakilnya, Aldo sendiri Bernama Aldo Suparman tetapi nama tersebut fiktif. Untuk aslinya Aldo menggunakan wajah Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si, seorang rektor dari sebuah Universitas Warmadewa dan ketua Yayasan Kesejahteraan KORPRI Provinsi Bali.

Kemana Nurhadi-Aldo sekarang?
Pasca terkenalnya paslon fiktif ini pada pemilu tahun 2019 lalu, kini Nurhadi masih menjadi tukang pijat di Pasar Brayung, Kudus. Jawatengah. Dan masih aktif di Tiktok, Twitter dan Instagram, tetapi Nurhadi sayangnya tidak lagi membawa-bawa nama Aldo sebagai cawapres.

Yang ternyeleneh yang dibuat paslon fiktif ini

1. Pernah masuk disalahsatu stasiun TV di jepang?
Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

2. Mendominasi hasil Quick Count(Hitung cepat) pada Pilpres 2019
Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo


3. Pernah masuk kertas suara
Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

4. Program Kemacetan (Atasi Jamet)
Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

5. Quotes dari Nurhadi
Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

Baca Lainnya:

 

Tanggapan tentang keberadaan Calon Fiktif ini

“Kalau secara komunikasi, massa itu pengaruhnya pada opini dan sikap orang. Kemudian kenapa muncul sikap nyeleneh yang berbeda itu karena dia tidak menyukai keadaan,” - Pakar Komunikasi Politik, Suko Widodo.


"Alam dunia demokrasi itu hal yang wajar, dan memang jadi hiburan juga sebetulnya bagi masyarakat. Agar jangan sampai terlalu serius lah dalam menghadapi pilpres." - Ahmad Fathul Bari (Tim pemenangan Prabowo-Sandi), saat itu.


Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo
"Vote 'Dildo for Indonesia': rivals for president find young voters hard to please" – Artikel tersebut pernah dimuat oleh theGuardian (18/1/19)

"Nurhadi-Aldo adalah perspektif baru, cara baru untuk menikmati politik dan drama elitis yang selalu berdebat tetapi tidak benar-benar mewakili. Saya menantikan untuk mendengar kandidat dari kami (Nurhadi-Aldo) tapi kebanyakan mereka tidak menunjukkan kepada kami program mereka atau menghasilkan solusi untuk masalah kami." - Edwin (tim pemenangan Nurhadi-Aldo) kepada The Guardian.

Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

"Kita yakin rakyat saat ini sudah lelah dengan friksi-friksi atau gesekan-gesekan politik yang terjadi. Munculnya satir 'capres alternatif' Nurhadi-Aldo di media sosial dan cukup besarnya potensi golput adalah indikasi kejenuhan masyarakat terhadap kehidupan politik dan demokrasi saat ini," – Agus Harimurti Yudhoyono, Ketika pidato partai Demokrat, saat pilpres 2019.

Pesan Nurhadi, pada pilpres 2024 mendatang
Mengingat kembali, Cerita Capres-Cawapres fiktif yang sempat viral Nurhadi-Aldo

Nurhadi pun berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar berpartisipasi dalam Pemilu 2024 dan tidak memilih golput. Sebab, keikutsertaan masyarakat dalam pemilihan umum akan menentukan kebaikan negara ke depannya. Warga masyarakat harus memilih yang terbaik. “Pesan saya, tetaplah berbuat baik untuk kebaikan bersama untuk tetap bekerja dan berkarya. Arahan politik itu rahasia, pilihan harus ada dan harus punya pilihan.” kata Nurhadi.(KBP/Ilmuzone)